Buku ‘Sore Kelabu di Selatan Singkarak’

Date
Category
Book
Tags
Design

DESCRIPTION
Di tepian barat Danau Singkarak, perkampungan terhubung dangan jalur-jalur kecil antardesa dan ke jalur utama yang merupakan warisan kolonial. Tidak ada kapal-kapal besar yang mampu mengangkut ratusan orang seperti yang pernah diceritakan Raffles, tidak ada pula pelabuhan Saniangbaka yang dulu menjadi jalur perdagangan utama masyarakat Minangkabau, jauh sebelum Eropa masuk tahun 1818. Kini, hanya para nelayan yang setiap hari melintasi perairan danau, di samping kapal wisata yang hilang timbul, atau kapal patroli yang kesulitan bensin. Tepian danau itu kini dihuni oleh banyak rumah dan kedai yang seakan mengapung di bibir danau; diisi oleh sebagian besar warga pebukitan timur danau, dari Simawang hingga Aripan.

Kisah-kisah tentang Danau Singkarak itu kini muncul dari sampah-sampah yang mengapung di perairan, dari ruang-ruang kedai yang tak berizin, dari kapal-kapal yang sesekali melintas, dari nelayan-nelayan yang acuh tak acuh, dari kegelisahan-kegelisahan warga yang sudah terbiasa maklum dan tak jarang waswas, beriringan dengan sejumlah tanya tentang keterlibatan pemilik perusahaan dan para pejabat di dalam penataan ruang dan keasrian danau yang krisis pengelolaan dan keindahan. Mengamatinya secara intim sejak 2010, lima tahun kemudian Albert Rahman Putra mulai merekam fragmen-fragmen kejadian dan kisah-kisah yang bergulir di seputar danau itu, tentang kondisi lingkungannya, kerusakan jalan yang mengitarinya, perseteruan warga di sejumlah desa sekelilingnya, keberadaan perusahaan tambang di dekatnya, respon pejabat lokalnya, juga sejarah tentang jalur dagang warisan kolonial.

Buku ini adalah adalah kumpulan tulisan berupa refleksi seorang warga lokal yang berusaha melakukan otokritik terhadap masyarakatnya sendiri; membayangkan dampak-dampak yang akan datang duapuluh atau tigapuluh tahun lagi dari peristiwa-peristiwa yang nyata terjadi pada masa sekarang di sekitar Danau Singkarak.


via: akumassa.org

TEAM
Penulis: Albert Rahman Putra
Esai Pengantar: Otty Widasari
Editor: Otty Widasari, Manshur Zikri
Perancang Buku: Andang Kelana
Foto Esai & Sampul: Albert Rahman Putra